ShopDreamUp AI ArtDreamUp
Deviation Actions
Sebuah Coda untuk Sepotong Melankolia
: setelah mendengar lagu Kesha - Hungover
pesta sudah berakhir. jauh sebelum lantai berteriak tertimpa botol-botol dan gelas-gelas berisi airmata kita yang tawar. bayangan orang-orang menyusun diri di sudut dan tengah ruangan. aku menyisihkan diri ke balik sinar lampu. di antara suara-suara kusisipkan sebuah kata. semacam pesan dari jemari yang tak sanggup meraba dada terlalu lama: ada yang sesak tak tertahankan. dan kau adalah perih yang kurindukan.
sejak awal, pandanganmu telah menjadi dansa yang sepi. sinar yang sayu. derap langkahmu telah menjajah kedamaian yang susah payah kubangun dalam ingatan. lantunan lagu syahdu lamat-lamat menjadi deretan melodi yang kaku. di pinggir pintu kau bersandar. mencoba menyadari kehadiranku.
sesuatu sudah berakhir jauh sebelum pesta dimulai. gelas-gelas kaca adalah saksi terakhir bagi perasaan yang kau sembunyikan. yang aku buang. aku tak tahu, ada yang diam-diam mengendap sebagai embun di dingin jendela: menertawakan bulan yang terperangkap dalam minuman. dan kau yang mabuk oleh cahaya.
: setelah mendengar lagu Kesha - Hungover
pesta sudah berakhir. jauh sebelum lantai berteriak tertimpa botol-botol dan gelas-gelas berisi airmata kita yang tawar. bayangan orang-orang menyusun diri di sudut dan tengah ruangan. aku menyisihkan diri ke balik sinar lampu. di antara suara-suara kusisipkan sebuah kata. semacam pesan dari jemari yang tak sanggup meraba dada terlalu lama: ada yang sesak tak tertahankan. dan kau adalah perih yang kurindukan.
sejak awal, pandanganmu telah menjadi dansa yang sepi. sinar yang sayu. derap langkahmu telah menjajah kedamaian yang susah payah kubangun dalam ingatan. lantunan lagu syahdu lamat-lamat menjadi deretan melodi yang kaku. di pinggir pintu kau bersandar. mencoba menyadari kehadiranku.
sesuatu sudah berakhir jauh sebelum pesta dimulai. gelas-gelas kaca adalah saksi terakhir bagi perasaan yang kau sembunyikan. yang aku buang. aku tak tahu, ada yang diam-diam mengendap sebagai embun di dingin jendela: menertawakan bulan yang terperangkap dalam minuman. dan kau yang mabuk oleh cahaya.
Malam di Matamu
Malam di Matamu
malam di matamu terlihat pucat; seperti tenang
bening danau yang terlalu lama menanti riak
malam di mataku telah menyerah; berlutut pada
kata-kata yang berjatuhan di dalam matamu
bintang-bintang itu
malam di matamu mulai membeku; seakan waktu
terjebak di balik langit yang berteriak
malam di matamu menjatuhkan gerimis
seperti rindu yang terurai lukanya
satu demi satu
Aku Ingin Mencintaimu dengan Sederhana
seperti kata 'rindu' yang kuucap dan kau membalasnya dengan 'aku juga'.
Devious Journal Entry
Di Satu Sisi Dinding Ruang Tamu
aku dan kau hanya dua gambar yang terperangkap dalam pigura tua. malam tak menyisakan gelapnya untuk kita berteduh, atau barangkali bersembunyi. tak ada kunang-kunang sudi hinggap lagi menjadi mataku atau matamu. tak ada kupu-kupu rela kita tunggangi berpetualang ke mahkota-mahkota melati seperti dulu. mungkin segenap udara dingin cukup jadi menu santapan perbincangan yang tak bisa jadi lebih beku lagi. aku dan kau sama-sama tak ikhlas melepas suara masing-masing, meski aku dan kau juga tak yakin suara itu pernah benar-benar ada.
mungkin tak ada mungkin atau barangkali yang pernah kita miliki. kau punya masa
Going Home
July, here I come!
© 2010 - 2024 benzbara
Comments0
Join the community to add your comment. Already a deviant? Log In